Nov 4, 2018 - Download Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Pdf > Mengenai.metode.penelitian.DAFTAR.PUSTAKA.Arikunto.SuharsimiBuku.17841.pdf. Cute gains shall permissively take down buku suharsimi arikunto prosedur penelitian suatu pendekatan praktik a humdinger. Under — the — table.
Edisi ke ketujuh dari buku Prof. Suharsimi Arikunto mengenai prosedur penelitian dalam suatu pendekatan praktik ini terdiri atas 17 bab. Buku ini tidak sama dengan buku prosedur yang sebelumnya, kali ini terbit dalam isi yang lebih meyakinkan, dapat dilihat dari banyaknya halaman.
Pembenahannya yaitu berupa tambahan penjelasan untuk penelitian kualitatif. Menurut Suharsimi Arikuntoro hal ini penting karena dilapangan sering terjadi penyederhanaan prinsip penelitian kualitatif menjadi penelitian deskriptif saja. Bab 1: Kegiatan Penelitian, dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;1-11) membahas tentang siapa yang perlu meneliti, bagaimana penelitian dilakukan dan apa yang diteliti. Suharsimi Arikunto mengatakan: Siapapun dari bidang manapun, orang membutuhkan penelitian untuk meningkatkan usaha yang dilkukan. Secara garis besar saja ada 3, yakni: penelitian yang hanya bermaksud mengetahui kondisi yang ada tanpa melakukan perubahan, penambahan, atau manipulasi. Suharsimi Arikuntoro mengemukakan 5 (lima) macam atau jenis penelitian, yakni (a) penelitian deskriptif murni atau survei, (b) penelitian korelasi – ada korelasi belajar dan korelasi sebab –akibat, (c) penelitian komparasi, (d) penelitian pelacakan atau penelitian penelusuran ( tracer study ), (e) penelitian evaluasi.
Dalam eksperimen dikenal adanya faktor eksperimen dan non-eksperimen. Ada 3 cara menyisihkan faktor non-eksperimen yaitu: disisihkan secara fisik, disisihkan secara selektif dan disisihkan dengan manipulasi statistik. Penelitian ekperimen selalu dilakukan dengan sengaja menimbulkan gejala yang dilihat akibatnya. Penelitian non-eksperimen hanya meneliti apa yang sudah ada. Yang menjadi persoalan dalam penelitian pendidikan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan belajar mengajar disekolah misalnya kurikulum, guru, personal non-guru, siswa, pengelolaan, sarana, dan sebagainya.
Bab II: Alur dan Ragam Penelitian. Dalam bab ini Suharsini Arikunto (2010;13-35) membahas tentang alur peneletian, penelitian ditinjau dari tujuannya, penelitian ditinjau dari pendekatannya, penelitian ditinjau dari bidang ilmunya, penelitian ditinjau dari tempatnya penelitian ditinjau dari hadirnya variabel dan penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Suharsimi Arikunto mengemukakan alur pemikiran penelitian, menurutnya apapun jenis penelitiannya selalu dimulai dari adanya permasalahan atau ganjalan, yang merupakan suatu kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto, d engan pendekatan itu maka peneliti mencatat kemampuan berfikir sejak anak didik di kelas 1. Berturut-turut setiap tahun perkembangan tersebut dicatat yaitu dikelas II, III, IV, V, dan VI. Yang perlu diperhatikan disini adalah waktu pencatatan dilakukan. (1) pendekatan cross-sectional.
Menurut Suharsini Arikunto, pendekatan cross-sectional ini tidak menggunakan subjek yang sama. Dalam waktu yang bersamaan, Suharsimi Arikunto mengadakan pencatatan tentang perkembangan berpikir anak-anak sekolah dasar secara serentak. Jelas, satu hal yang menguntungkan adalah bahwa datanya dengan cepat dapat terkumpul.
Menurut Suharsimi Arikunto munculnya penelitian kualitatif dapat dikatakan hampir bersamaan. Jenis penelitian ini dapat dikatakan “meledak” dan menjadi populer ketika buku Lexy Moleong terbit tahun 1998. Suharsimi Arikunto mengatakan setelah itu banyak sekali penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang sebetulnya belum terlalu menguasai materi teori dan ciri-ciri penelitian teresebut secara mendalam. Akibatnya, banyak penelitian yang disebut sebagai penelitian kualitatif tetapi sebetulnya dapat dikatakan hanya deskriptif saja.
Menurut Moleong (2008; hal 8-12), ada sebelas karakteristik penelitian kualitatif yang harus dipenuhi, yaitu: (1) latar ilmiah, (2) manusia sebagai alat, (3) metode kualitatif, (4) analisis data secara induktif, (5) teori dari dasar ( grounded theory), (6) deskriptif, (7) lebih mementingkan proses dari pada hasil, (8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus, (9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, (10) desain yang bersifat sementara, (11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Dari karakteristik yang cukup banyak tersebut, tidak banyak orang yang memiliki kemampuan yang dipersyaratkan.
Suharsimi Arikunto mengatakan, jika kita mengikuti tulisan Sugiyono (2010; 291), judul-judul penelitian kualitatif yang disarankan antara lain: (1) model perencanaan pendidikan di era otonomi daerah, (2) makna menjadi guru bagi masyarakat, (3) model korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pengelolaan pendidikan, (4) profil guru yang efektif mendidik anak, (5) makna gotong royong membangun sekolah. Suharsimi Arikunto mengatakan penelitiannya akan sangat sulit karena menangkap makna dari fenomena yang sifatnya naturalistik. Dibandingkan dengan penelitian mahasiswa sebagai berikut dalam sajian judul-judul kelompok kedua berikut. (1) pengelolaan sarana pendidikan di SMKN 1 Surakarta, (2) implementasi jam belajar masyarakat di kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta, (3) pengelolaan kegiatan ekstra kurikuler Bahasa Daerah di SD sekecamatan X, (4) implementasi KTSP oleh guru-guru di SMP Lombok Barat, (5) kualitas pembelajaran Seni Budaya di SMPN Ungaran Jawa Tengah. Judul-judul penelitian kelompok kedua ini ruang lingkupnya sempit dan sudah dapat diantisipasi kira-kira datanya seperti apa dan hasilnya juga seperti apa. Bab III: Penelitian Evaluatif. Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;36-58) mengulas tentang pendahuluan, pengertian dan manfaat, objek penelitian evaluatif adalah sebuah sistem, prosedur penelitian evaluatif, langkah-langkah penelitian evaluatif, dan pengolahan dan analisis data.
Suharsimi Arikunto mengatakan Penelitian jenis lain yang sampai saat ini masih kurang populer yaitu penelitian yaitu penelitian evaluatif. Menurutnya, keistimewaan jenis penelitian ini adalah bahwa peneliti dapat melakukan untuk semua jenis program kegiatan, dengan maksud untuk meningkatkan kualitas dari program yang dievaluasi. Suaharsini Arikunto mengatakan penelitian evaluatif secara resmi dilakukan untuk mengevaluasi implementasi dari suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga resmi.
V Apakah hasil penelitian cukup bermanfaat? Misalnya peneliti ingin mengetah ui perbedaan efektivitas pengajaran modul di bandingkan dengan pengajaran klasifikasi. Dari studi pendahuluan, yakni membaca buku-buku diperpustakaan, diketahui bahwa sudah ada beberapa laporan penelitian yang menjelaskan bagaimana efektivitas pengajaran modul baik secara terpisah maupun di bandingkan dengan pengajaran sistem lain. Sebagai pedoman perlu tidaknya atau dapat tidaknya penelitian dilaksanakan, peneliti harus ingat empat hal. Bab VIII: Merumuskan Anggapan Dasar. Dalam bab ini Suharsimi Arikunto (2010;103-108), menjelaskan tentang pengertian, dan cara menentukan anggapan dasar.
Setelah Suharsimi Arikunto menjelaskan permasalahan secara jelas, yang dipikirkan selajutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Apabila kita tidak memahami keadaan suatu daerah, kita tidak dapat menentukan anggapan bahwa daerah tersebut di huni oleh banyak mahasiswa. Jadi kita tidak dapat dengan pasti menentukan daerah tersebut sebagai wilayah penelitian yang menyangkut masalah-msalah mahasiswa. Bab IX: Merumuskan Hipotesis.
Dalam bab ini Suharsimi (2010;109-119) membahas tentang pengertian, jenis-jenis hipotesis, kekeliruan yang terjadi dalam hipotesis, cara menguji hipotesis dan penelitian tanpa hipotesisi. Suharsimi mengatakan sesudah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Sesudah peneliti mantap akan permasalahannya, maka ia mulai mengerjakan penelitian. Sebagai pedoman kerja, ia menetapkan sebuah hipotesis yang dijadikan arah dalam menetapkan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan mengambil kesimpulan. Pada dasarnya, pekerjaan meneliti adalah usaha untuk membuktikan hipotesis.
Bab X: M emilih P endekatan. Dalam bab ini Suharsimi (2010;120-156) membahas tentang j enis-Jenis pendekatan, penelitian tindakan, prinsip penelitian tindakan, model penelitian tindakan, sasaran objek penelitian tindakan, laporan penelitian tindakan, contoh rencana penelitian tindakan kelas,survei sebagai salah satu pendekatan, penelitian penelusuran, dan pendekatan yang jarang disentuh. Suharsimi mengatakan l angkah memilih pendekatan ini sebenarnya bisa lebih tepat ditempatkan setelah peneliti menentukan dengan tegas variabel penelitian. Penelitian akhir-akhir ini yang sering digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Meskipun istilahnya “kelas”, tetapi tidak berarti menunjuk pada ruangan, tetapi sekelompok siswa atau siapa saja yang sedang mempelajari sesuatu. Penelitian yang mirip dengan PTK adalah Lesson Study, yaitu penelitian yang mengutamakan pengamatan dan pencermatan pada proses pembelajaran, karena tujuannya adalah mencobakan metode berkali-kali agar dapat diketahui apa kelemhannya.
Dengan demikian itulah guru akan menguasai metode yang sudah dicobakan berkali-kali, dan dengan kata lain, kemampuan guru akan dapat meningkat sesudah melalui upaya melaksanakan PTK. Bab XI: Menetukan Variabel. Dalam bab ini Suharsimi (2010;158-169) membahas tentang pengertian dan macam variabel, variabel sebagai objek penelitian, pentingnya memahami variabel, dan memahami variabel yang bermakna. Suharsimi Arikunto mengatakan v ariabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Suharsimi Arikunto mengatakan i stilah Variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. Variabel dapat dibedakan atas yang Kuantitatif dan Kualitatif. Suharsimi Arikunto mengambil c ontoh variabel kuantitatif misalnya luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya, sedangkan contoh variabel kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.
Suharsimi mengatakan v ariable adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 taggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah hasil pengelolaan data yang dipakai untuk suatu keperluan.
![Prosedur Prosedur](/uploads/1/2/5/3/125356624/150629266.jpg)
Sesuai dengan macam atau jenis variable, maka data atau hasil pencatatanya juga mempunyai jenis sebanyak variabelnya. Dengan demikian maka.
Bab XII: Menentukan Sumber Data. Dalam bab ini Suharsimi (2010;171-189) Arikunto menjelaskan tentang pengertian sumber data, populasi, sampel, dan penelitian kasus. Suharsimi mengatakan yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan – pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Dalam penelitian pendidikan, seorang peneliti ingin mengetahui metode mengajar yang banyak digunakan oleh guru – guru di SMA. Berdasarkan atas contoh penelitian ini, maka yang dimaksud dengan objek penelitian atau variable penelitian adalah metode mengajar (yang digunakan guru), yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah guru, dan sebagai sumber data peneliti adalah guru itu sendiri (diwawancarai, diberi angket atau diamati waktu mengajar) serta kepala sekolah yang sekiranya mengetahui tentang jenis metode mengajar yang digunakan oleh guru. Bab XIII: Menentukan Dan menyusun instrumen. Dalam bab ini, Suharsimi Arikunto (2010;191-262) menjelaskan tentang metode dan instrumen, jenis-jenis metode atau instrumen pengumpulan data, penentuanpengadaan instrumen, keampuhan instrumen, kekeliruan dalam menguji instrumen,dan penyediaan tolak ukur. Suharsimi Arikunto mengatakan metode dan instrumen, memberikan pengantar untuk menentukan dan menyusun instrumen yang didalamnya akan membahas variabel dan kategorisasi, kita telah berlatih mengidentifikasikan variabel serta nenjabarkannya menjadi sub–variabel, mengarah ke variabel tunggal. Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, sedangkan instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data itu.
Yang termasuk dalam metode pengumpulan data ialah, tes, angket, atau kuesioner,observasi, wawancara, pedoman observasi, check-list. Penentuan metode pengumpulan data ditentukan oleh variabel, sampel, lokasi, pelaksana, biaya, dan waktu. Agar dalam meneliti diperoleh kesimpulan yang benar, maka data harus benar. Untuk itu diperlukan instrumen yang baik, yakni valid dan reliabel.
Maka pengadaannya harus melalui prosedur pelaksanaan, penulisan item, penyuntingan, uji coba, dan revisi. Suharsimi Arikunto mengatakan metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis. Katanya mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan benda. Kejadian atau pengalaman lewat mata namun menggunakan teknik interviu tes atau kuesioner, juga digolongkan sebagai mengamati. Jadi mengumpulkan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode interviu, tes observasi, kuesioner, dan sebagainya.
Dengan metode apa pun, pengumpulan data haruslah dilatih terlebih dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai materi “ PROSEDUR PENELITIAN ”, yang ditulis oleh Prof. Suharsimi Arikunto dapat di peroleh kesimpulan bahwa materi tersebut memberikan konsep penting mengenai suatu pendekatan praktik. Mulai dari kegiatan penelitian, alur dan ragam penelitian, penelitian evaluatif, cara mengadakan penelitian, memilih masalah, studi pendahuluan, merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar, merumuskan hipotesis, memilih pendekatan, menentukan variabel, menentukan sumber data, menentukan dan menyusub instrumen, pengumpulan data, analisis data, menarik kesimpulan dan menulis laporan. Suharsimi Arikunto mengatakan munculnya penelitian kualitatif dapat dikatakan hampir bersamaan.
Jenis penelitian ini dapat dikatakan “meledak” dan menjadi populer ketika buku Lexy Moleong terbit tahun 1998. Suharsimi Arikunto mengatakan setelah itu banyak sekali penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang sebetulnya belum terlalu menguasai materi teori dan ciri-ciri penelitian tersebut secara mendalam. Akibatnya, banyak penelitian yang disebut sebagai penelitian kualitatif tetapi sebetulnya dapat dikatakan hanya deskriptif saja. Menurut Moleong (2008; hal 8-12), ada sebelas karakteristik penelitian kualitatif yang harus dipenuhi, yaitu: (1) latar ilmiah, (2) manusia sebagai alat, (3) metode kualitatif, (4) analisis data secara induktif, (5) teori dari dasar ( grounded theory), (6) deskriptif, (7) lebih mementingkan proses dari pada hasil, (8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus, (9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, (10) desain yang bersifat sementara, (11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Dari karakteristik yang cukup banyak tersebut, tidak banyak orang yang memiliki kemampuan yang dipersyaratkan. Suharsimi Arikunto mengatakan, jika kita mengikuti tulisan Sugiyono (2010; 291), judul-judul penelitian kualitatif yang disarankan antara lain: (1) model perencanaan pendidikan di era otonomi daerah, (2) makna menjadi guru bagi masyarakat, (3) model korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pengelolaan pendidikan, (4) profil guru yang efektif mendidik anak, (5) makna gotong royong membangun sekolah.
Suharsimi Arikunto mengatakan penelitiannya akan sangat sulit karena menangkap makna dari fenomena yang sifatnya naturalistik. Dibandingkan dengan penelitian mahasiswa sebagai berikut dalam sajian judul-judul kelompok kedua berikut. (1) pengelolaan sarana pendidikan di SMKN 1 Surakarta, (2) implementasi jam belajar masyarakat di kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta, (3) pengelolaan kegiatan ekstra kurikuler Bahasa Daerah di SD sekecamatan X, (4) implementasi KTSP oleh guru-guru di SMP Lombok Barat, (5) kualitas pembelajaran Seni Budaya di SMPN Ungaran Jawa Tengah. Judul-judul penelitian kelompok kedua ini ruang lingkupnya sempit dan sudah dapat diantisipasi kira-kira datanya seperti apa dan hasilnya juga seperti apa. Yang ketiga, penulis menemukan keunggulan dalam buku legendarisnya Suharsimi Arikunto yaitu: (1) Setiap pokok bahasan dan sub bab-sub babnya tersusun dengan format yang baik, sehingga mudah untuk dipahami.
(2) Terdapat istilah asing yang disertai dengan artinya. Dengan adanya istilah asing dapat membantu dan menambah kosakata pembaca tentang bahasa inggris. Dan dengan ada arti dari istilah asing tersebut, memudahkan pembaca untuk memahami artinya. Contoh: (1) Representative: mewakili populasi, (2) Description reseach: penelitian deskriptif. Definisi mengenai prosedur penelitian disajikan dengan bahasa yang mudah untuk dipahami. Selain itu juga ada penjelasan mengenai bagaimana prosedur itu diperoleh, fungsi dan disertai dengan ilustrasi dan contohnya. Yang keempat, penulis menemukan k ekurangan dalam buku legendarisnya Suharsimi Arikunto.
Dalam penulisan buku ini terutama pada materi “Ilmu Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah” terdapat beberapa kekurangan jika dibandingkan dengan buku lain yang berjudul “Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan” yaitu: (1) Tidak dijelaskannya mengenai pengertian dari suatu pengetahuan secara detail. (2) Format penulisan yang terkadang membuat pembaca terkecoh karena penjelasan dalam bentuk alinea bukan numerik.
Agak berbeda dengan buku-buku metodologi riset yang sudah ada, buku ini disajikan sesuai dengan urutan langkah dalam mengadakan penelitian. Oleh karena langkah penelitian yang membentuk pola ini bervariasi menurut pendapat orang yang berbeda. Buku ini mengalami perubahan yang agak signifikan. Perubahan tersebut ialah adanya tambahan bab, yaitu bab III, bab ini menguraikan tentang penelitian Evaluasi atau mungkin ada yang merasa lebih cocok menggunakan istilah Penelitian Evaluasi.
Pembenahan lain berupa tambahan penjelasan untuk penelitian kualitatif. Hal ini dirasa perlu karena di lapangan sering terjadi penyederhanaan prinsip penelitian kualitatif menjadi penelitian deskriptif Buku ini disajikan untuk membantu para mahasiswa dan calon peneliti dalam menemukan sumber informasi tentang cara mengadakan penelitian. Rp 90.000 Qty: Tersedia Berat (gram) 700.